PLN Indonesia Power telah mengumumkan rencana untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya berkapasitas 50 MW di Danau Singkarak, Provinsi Sumatra Barat. CEO perusahaan, Edwin Nugraha Putra, menegaskan komitmen perusahaan untuk mendukung tujuan transisi energi pemerintah.
ACWA Power, yang berpusat di Arab Saudi, bergabung dengan mitra lokal untuk mewujudkan proyek inovatif ini. Pembangunan Pabrik Surya Terapung Singkarak berkembang pesat sebagai bagian dari upaya untuk mempercepat pengembangan sumber energi baru dan terbarukan di Indonesia. Proyek ini merupakan bagian dari program Hijaunesia dan mendukung target ambisius Indonesia untuk mencapai nol emisi bersih pada 2060, seiring dengan mandat pemerintah untuk membangun pembangkit listrik surya terapung di berbagai lokasi di seluruh negeri.
Untuk berhasil, proyek PLN IP membutuhkan upaya kolaboratif dari semua stakeholder dan anggota komunitas yang terlibat dengan lanskap. Visi Edwin mengantisipasi Danau Singkarak menjadi rumah bagi pembangkit listrik surya yang terbesar di Indonesia di Sumatra melalui inisiatif ini.
Strategi pengembangan EBT telah dimasukkan sebagai bagian dari Rencana Bisnis Pasokan Listrik 2021 (RUPTL).2030. Dengan output 50 MWac atau 76 MWp, pembangkit listrik surya yang mengambang di Singkarak dapat menyediakan sumber energi hijau yang dapat diandalkan untuk sekitar 40 ribu rumah tangga dan memasok ke jaringan listrik barat Sumatra.
Pengembangan sistem hibrida ini adalah cara yang layak untuk mencapai tujuan Indonesia yang ambisius untuk mencapai 23 persen energi terbarukan dalam campuran keseluruhan dengan memanfaatkan teknologi mutakhir. Singkarak PLTS siap untuk membuat dampak yang signifikan dengan mengurangi emisi karbon dan meningkatkan efisiensi energi sambil mempromosikan masa depan yang sadar lingkungan.
Proyek PLTS Singkarak, yang direncanakan beroperasi atau commercial operation date(COD) pada 2027, akan memanfaatkan area 49 hektare atau 0,45 persen dari total luas Danau Singkarak, yang mencapai 10.780 hektare, sehingga tetap menjaga keseimbangan lingkungan dan fungsi ekosistem danau. Proyek konstruksi mencakup Batipuh Selatan, Batipuh, dan X Koto daerah di distrik yang rendah, dengan strategi manajemen berpusat pada komunitas yang bertujuan untuk memaksimalkan manfaat bagi penduduk setempat di bawah rencana pengembangan.
Share this post