Pada hari Senin, Panasonic memperkenalkan prototipe baterai besar baru yang dirancang untuk membantu Tesla Inc (TSLA.O) menurunkan biaya produksi kendaraan listrik (EV), dalam langkah yang menurut kepala baterai perusahaan Jepang tersebut akan memperdalam hubungan bisnis dengan pelanggan utama mereka di AS.
Dalam sebuah pertemuan media di mana Kazuo Tadanobu menunjukkan baterai yang ukurannya sekitar lima kali lebih besar dibandingkan dengan yang saat ini digunakan oleh Tesla, ia juga mengatakan bahwa Panasonic tidak memiliki rencana untuk membuat baterai Lithium Iron Phosphate (LFP) yang lebih murah untuk EV yang lebih terjangkau.
Keputusan Tesla untuk mendiversifikasi pemasok baterai ke perusahaan seperti LG Energy Solution dari Korea Selatan, dan Contemporary Amperex Technology Co (CATL) dari China, serta penjualan saham Tesla oleh Panasonic telah menimbulkan pertanyaan mengenai masa depan kemitraan mereka yang telah berlangsung selama satu dekade. Namun, sebagai satu-satunya produsen baterai format 4680 (lebar 46 milimeter dan tinggi 80 milimeter), Panasonic harus tetap menjadi bagian penting dalam rantai pasokan pembuat EV tersebut, setidaknya untuk model-model yang lebih mahal.
“Kami mengembangkan ini karena keinginan kuat dari pihak lain, dan kami pikir ini hanya akan memperkuat hubungan,” kata Tadanobu. Ia tidak menyebutkan kapan Panasonic, yang mengoperasikan pabrik di Nevada yang memasok Tesla, akan memulai produksi skala penuh.
Keputusan Panasonic untuk menghindari paket baterai LFP berarti Tesla membeli baterai tersebut dari CATL untuk beberapa Model 3 dan Model Y yang dibuat di China, serta Model 3 entry-level di Amerika Serikat. Baterai LFP, 95% di antaranya dibuat di China, dianggap lebih murah dan lebih aman dibandingkan baterai berbasis nikel, tetapi memiliki kepadatan energi yang lebih rendah dan perlu diisi ulang lebih sering. Baterai mobil Panasonic adalah nikel-kobalt-aluminium (NCA).
Tesla menginginkan baterai Lithium Iron Phosphate (LFP) bebas kobalt yang lebih murah untuk kendaraan listrik jarak standar mereka, tetapi perlu mencari cara untuk mengatasi ketegangan politik agar dapat memperoleh mitra China untuk membangun baterai berbasis besi dekat pabrik-pabriknya di AS.
Apple Inc (AAPL.O) juga telah berdiskusi dengan CATL dan pembuat kendaraan listrik China, BYD, mengenai kemungkinan menjadi pemasok baterai LFP untuk kendaraan listrik yang direncanakan. Namun, pembicaraan tersebut terhenti karena perusahaan-perusahaan China menolak untuk membangun pabrik di Amerika Serikat, kata sumber kepada Reuters minggu lalu.
Tadanobu menolak untuk mengatakan apakah Apple telah menghubungi Panasonic mengenai pembelian baterai EV.
Share this post