Krista Exhibitions resmi menyelenggarakan Jogja Printing Expo (JPE) 2025, pameran industri percetakan pertama yang digelar di Yogyakarta. Acara ini akan berlangsung pada 21–24 Mei 2025 di Jogja Expo Center (JEC), menjadi ajang strategis bagi pelaku industri untuk memamerkan transformasi teknologi dan inovasi terkini yang membentuk masa depan dunia percetakan di Indonesia.
JPE 2025 diselenggarakan secara bersamaan dengan tiga pameran lainnya, yaitu Jogja Food & Beverage Expo, Jogja Pack & Process Expo, dan Jogja All Tea Expo. Kolaborasi ini menciptakan ekosistem industri terintegrasi—mulai dari percetakan, pengemasan, kuliner, hingga minuman teh—yang membuka peluang kolaborasi lintas sektor dan memperluas jaringan bisnis antar industri.
Pameran Jogja Printing Expo akan menampilkan ragam inovasi terkini, mulai dari digital printing, mesin cetak industri, teknologi finishing, hingga solusi cetak yang ramah lingkungan. Dirancang sebagai platform strategis, pameran ini menjadi ajang penting bagi pelaku usaha, UMKM, desainer grafis, penerbit, rumah produksi, hingga institusi pendidikan untuk menjelajahi tren dan teknologi terkini, menjalin kemitraan, serta memahami perkembangan industri global.
CEO Krista Exhibitions, Daud D. Salim, menyebutkan bahwa JPE merupakan momen penting bagi pertumbuhan industri percetakan di wilayah Yogyakarta. Ia meyakini bahwa pameran ini akan mendorong penguatan sektor grafika nasional sekaligus memperkuat peran Yogyakarta sebagai pusat industri kreatif.
Tercatat sebanyak 27 peserta berpartisipasi dalam pameran ini, termasuk 10 UMKM dari sektor percetakan. Sisanya terdiri dari perusahaan besar di bidang grafika, percetakan, dan tekstil. Selama empat hari penyelenggaraan, JPE ditargetkan mampu menarik hingga 12.000 pengunjung.
“JPE menjadi wadah untuk menampilkan teknologi percetakan terkini dan mendorong sinergi antar industri. Dengan kolaborasi empat pameran ini, kami ingin memperluas potensi bisnis lintas sektor dan mendorong pertumbuhan ekosistem industri kreatif yang berkelanjutan,” ujar Daud.
Cetak Kemasan Meningkat, Jadi Penyelamat Industri
Ahmad Mughira Nurhani, Ketua Umum Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI), menyoroti bahwa dinamika industri percetakan sangat dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi global dan transformasi digital. Ia menjelaskan bahwa meskipun permintaan untuk cetak media seperti koran, majalah, dan buku mengalami penurunan, sektor percetakan kemasan justru menunjukkan tren pertumbuhan signifikan.
“Dulu kita banyak mencetak koran dan majalah, tapi kini permintaannya menurun karena pergeseran ke dunia digital. Namun, permintaan untuk cetak kemasan meningkat tajam, bahkan dengan oplah yang sangat besar,” jelas Ahmad.
Ia menambahkan, meningkatnya kebutuhan kemasan menjadikan sektor ini sebagai penopang utama keberlangsungan industri percetakan saat ini.
Selama pameran berlangsung, berbagai seminar informatif digelar untuk memperkaya wawasan pengunjung. PPGI menyelenggarakan dua seminar bertema “Prospek Bisnis Industri Berbahan Baku Kertas” dan “Prospek Bisnis Industri Kemasan,” yang mengulas rantai pasok serta inovasi produk dalam dunia cetak modern.
HIPPI (Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia) juga turut berpartisipasi dengan seminar bertajuk “Peluang dan Tantangan UMKM di Era Artificial Intelligence,” sementara Printpack Magazine menyajikan sesi eksklusif bertema “Bringing Smarter Future for Printing Packaging Products” yang membahas tren dan teknologi masa depan industri cetak kemasan untuk bersaing secara global.
JPE juga menghadirkan program Business Matching yang mempertemukan pelaku usaha, pemilik merek, penyedia teknologi, dan calon mitra bisnis potensial. Pertemuan ini menjadi sarana strategis dalam menjalin kemitraan baru, memperluas jejaring bisnis, dan mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif dan sektor grafika nasional.
Seminar dan sesi business matching ini menjadi bagian penting dari upaya mendorong industri percetakan dan kemasan agar tetap adaptif dan berkelanjutan di tengah perubahan zaman.
Share this post