Dr. Wilfried Schäfer

1. Apa tantangan yang dihadapi oleh Industri 4.0, khususnya dalam hal produksi otomatis dan pengurangan tenaga kerja?

Tantangan yang dihadapi oleh Industri 4.0, terutama dalam hal produksi otomatis dan pengurangan tenaga kerja, terletak pada pergeseran yang cepat menuju otomatisasi. Tujuannya adalah untuk menciptakan proses produksi yang saling terhubung dan efisien, tetapi ini sering kali berarti tugas-tugas rutin dan yang banyak membutuhkan tenaga kerja manual diambil alih oleh mesin dan sistem cerdas. Mesin yang dilengkapi dengan sensor dan kecerdasan buatan semakin mampu melakukan tugas-tugas kompleks yang sebelumnya dilakukan oleh manusia. Transformasi ini memerlukan pengelolaan tenaga kerja yang cermat, termasuk program pelatihan ulang dan peningkatan keterampilan agar tenaga kerja tetap adaptif dan kompetitif. Selain itu, tantangan utamanya adalah menemukan keseimbangan yang tepat antara otomatisasi dan keterlibatan manusia, dengan menekankan kolaborasi antara manusia dan mesin serta pemanfaatan keterampilan manusia dalam tugas-tugas yang memerlukan kreativitas, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan.

2. Bisakah Anda menjelaskan proses-proses yang terlibat dalam digitalisasi dan otomatisasi dalam Industri 4.0?

Tentu, Industri 4.0 menghadirkan transformasi menyeluruh melalui digitalisasi dan otomatisasi. Pertama, mengotomatisasi operasi mesin melibatkan pemasangan sensor dan konektivitas pada mesin, memungkinkan mereka berkomunikasi dan beradaptasi secara real-time, yang meningkatkan efisiensi produksi dan memungkinkan pemeliharaan prediktif. Kedua, transportasi material dioptimalkan dengan kendaraan berpemandu otomatis (AGV), sistem konveyor, dan IoT, yang mengurangi tenaga kerja manual dan meningkatkan presisi logistik. Ketiga, perangkat pengukuran kualitas, seperti sistem penglihatan mesin dan sensor, memastikan inspeksi produk yang konsisten dan akurat. Terakhir, analisis data memainkan peran sentral, mengoptimalkan manajemen energi dengan memanfaatkan data untuk memantau dan mengontrol penggunaan energi, yang berkontribusi pada keberlanjutan dan efisiensi biaya. Semua proses ini mendefinisikan ulang proses industri, membuatnya lebih efisien, fleksibel, dan berbasis data.

3. Apa peran penggunaan data dalam proses Industri 4.0?

Penggunaan data memainkan peran sentral dan transformatif dalam proses Industri 4.0. Data berfungsi sebagai inti dari revolusi industri ini, mempengaruhi efektivitas dan efisiensi berbagai aspek di seluruh lanskap manufaktur dan industri. Pada dasarnya, Industri 4.0 memanfaatkan data dari berbagai sumber, seperti sensor, perangkat IoT, dan mesin yang saling terhubung, untuk memungkinkan pemantauan dan pengambilan keputusan secara real-time. Data ini diproses dan dianalisis menggunakan analitik canggih, pembelajaran mesin, dan kecerdasan buatan, yang memungkinkan optimasi produksi dengan mengidentifikasi ketidakefisienan dan memungkinkan manufaktur just-in-time. Selain itu, pemeliharaan prediktif dimungkinkan karena wawasan berbasis data dapat memprediksi kapan mesin memerlukan perhatian, sehingga mengurangi waktu henti dan biaya. Penggunaan data dalam Industri 4.0 melampaui lantai produksi; data juga memperkuat manajemen rantai pasokan, kontrol kualitas, dan efisiensi energi, yang pada akhirnya menciptakan ekosistem industri yang lebih tangkas, kompetitif, dan responsif.

4. Bisakah Anda menjelaskan konsep Industri 5.0 dan hubungannya dengan kolaborasi manusia-mesin?

Industri 5.0 mengedepankan kolaborasi antara manusia dan mesin sebagai intinya. Dalam era ini, teknologi dan robot tidak lagi hanya menggantikan pekerjaan manusia, tetapi bekerja bersama manusia untuk mencapai hasil yang lebih baik. Sebagai contoh, robot-robot kolaboratif (cobot) membantu pekerja manusia dalam tugas-tugas seperti perakitan dan pengelasan, di mana sensor yang ada pada cobot memungkinkan mereka berhenti secara otomatis saat mendeteksi adanya kontak. Dengan demikian, manusia dapat fokus pada tugas yang memerlukan kreativitas, intuisi, dan keputusan kompleks, sementara robot menangani pekerjaan yang berulang dan berat. Perusahaan-perusahaan seperti KUKA, ABB, dan Universal Robots telah mengembangkan cobot yang membantu meningkatkan efisiensi tanpa menghilangkan peran manusia. Industri 5.0 bukanlah revolusi otomatisasi, melainkan perpaduan harmonis antara manusia dan teknologi untuk mencapai produktivitas yang lebih tinggi dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik.

5. Bagaimana kecerdasan buatan (AI) berperan dalam Industri 4.0?

Kecerdasan buatan (AI) memainkan peran yang sangat penting dalam Industri 4.0, terutama dalam mengolah data yang sangat besar dari berbagai proses dan mesin. AI membantu menganalisis data ini dengan lebih mendalam, mengungkap pola-pola yang tidak terlihat dan membantu meningkatkan efisiensi produksi. Misalnya, AI dapat memprediksi kapan mesin perlu perawatan atau memperbaiki proses yang kurang efisien. Namun, salah satu tantangan dalam penerapan AI adalah memastikan bahwa hasil analisis ini bisa diintegrasikan kembali ke dalam mesin. Selain itu, masalah keselamatan juga menjadi perhatian utama, terutama di wilayah Eropa yang menerapkan peraturan ketat dalam menjaga keamanan mesin agar tidak membahayakan manusia selama operasi. Dengan demikian, penggunaan AI dalam Industri 4.0 bukan hanya untuk meningkatkan efisiensi, tetapi juga memastikan keamanan dan kepatuhan terhadap standar keselamatan.

6. Apa saja tantangan yang dihadapi oleh industri mesin perkakas Jerman, dan bagaimana mereka mengatasinya?

Industri mesin perkakas Jerman, yang terkenal dengan rekayasa presisinya, menghadapi beberapa tantangan besar. Salah satu tantangan utama adalah gangguan rantai pasokan dan kelangkaan bahan yang disebabkan oleh peristiwa global seperti pandemi COVID-19. Untuk mengatasi tantangan ini, industri ini menerapkan beberapa strategi. Pertama, mereka fokus pada teknik produksi yang lebih fleksibel agar dapat cepat beradaptasi dengan perubahan permintaan pasar. Kedua, mereka berupaya meningkatkan ketahanan rantai pasokan dengan mendiversifikasi pemasok dan menggunakan teknologi digital untuk memantau rantai pasokan secara real-time. Selain itu, industri mesin perkakas Jerman juga terlibat dalam program investasi internasional dan kemitraan untuk memastikan akses ke bahan-bahan penting dan memperkuat daya saing globalnya. Dengan langkah-langkah ini, industri ini berusaha melewati masa-masa sulit dan tetap menjadi pemimpin global dalam mesin presisi.

7. Peluang dan tantangan apa yang Anda perkirakan untuk industri mesin perkakas Jerman di masa depan?

Di masa depan, industri mesin perkakas Jerman akan menghadapi lanskap yang dinamis dengan peluang dan tantangan. Dari sisi peluang, penerapan teknologi baru seperti Industri 4.0, kecerdasan buatan (AI), dan otomatisasi dapat membuka jalan untuk inovasi dan efisiensi yang lebih tinggi, memungkinkan industri ini untuk memenuhi permintaan pelanggan yang terus berkembang. Namun, peluang ini juga menghadirkan tantangan tersendiri. Tetap inovatif dan selalu berada di garis depan perkembangan teknologi sangat penting untuk tetap kompetitif di pasar yang berkembang pesat. Selain itu, perhatian terhadap keberlanjutan juga akan menjadi penting, dengan mengadopsi praktik manufaktur yang ramah lingkungan dan bahan yang lebih berkelanjutan, karena peraturan lingkungan dan preferensi pelanggan semakin mengutamakan keberlanjutan. Selain itu, memastikan adanya tenaga kerja yang terampil dan adaptif akan menjadi faktor kunci bagi pertumbuhan industri, karena mereka harus menguasai teknologi canggih. Berhasil menyeimbangkan tantangan dan peluang ini akan sangat penting bagi kesuksesan berkelanjutan industri mesin perkakas Jerman di panggung global.

8. Dengan tren dan kemajuan teknologi baru, apakah Anda berpikir hal tersebut akan berdampak signifikan pada masa depan industri mesin perkakas Jerman?

Industri ini akan terus berputar di sekitar digitalisasi, seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya. Saat ini, tantangannya terletak pada kurangnya standarisasi yang memadai. Tidak semua perusahaan kecil dan menengah mampu menjelajahi fungsi baru atau mengembangkan fungsi baru dari data, misalnya. Hal ini sebagian disebabkan oleh peraturan di Eropa. Selain itu, topik keberlanjutan juga menjadi tantangan. Di sisi lain, ada juga kekurangan tenaga kerja. Ini tidak hanya terbatas pada spesialis IT, meskipun mereka sangat penting dalam konteks Industri 4.0. Namun, kekurangan tenaga kerja terampil tidak hanya terjadi di bidang IT. Tenaga kerja yang berpendidikan tinggi sangat dibutuhkan di lantai produksi untuk mengelola operasi dan menangani proses perakitan yang rumit. Sayangnya, tenaga kerja terampil ini juga kurang. Tanpa mereka, mustahil untuk meningkatkan produksi. Kekurangan tenaga kerja terampil menjadi perhatian yang sangat besar.

9. Apa yang Anda prediksi akan menjadi peluang dan tantangan utama bagi industri mesin perkakas Jerman? Pendekatan apa yang harus digunakan perusahaan di sektor ini untuk menjamin pertumbuhan dan kesuksesan yang berkelanjutan?

Menghadapi persaingan internasional yang ketat dan mendorong inovasi di semua sektor produk tetap menjadi tantangan yang berkelanjutan. Lanskap persaingan ini telah terlihat dalam beberapa tahun terakhir, di mana industri di Eropa—seperti Swiss dan Italia—dan juga di Asia, termasuk Jepang dan Korea, terus mengembangkan produk baru. Dalam konteks ini, menjaga keunggulan kompetitif sangat penting. Menerapkan teknologi baru dalam material, sensor, otomatisasi, dan digitalisasi sangatlah krusial, mengingat sebuah mesin merupakan kombinasi dari berbagai teknologi. Perusahaan perlu memiliki kemampuan untuk menganalisis langkah-langkah inovasi berikutnya yang memenuhi permintaan pelanggan. Mesin yang canggih mungkin ada, tetapi kesuksesannya bergantung pada seberapa baik mereka selaras dengan kebutuhan pelanggan. Keterampilan ini adalah kekuatan khas di antara produsen Jerman dan Eropa, yang unggul dalam memahami kebutuhan pelanggan dan memberikan solusi yang disesuaikan. Tetap berada di garis depan dalam hal ini sangatlah penting.

10. Hari ini saya melihat bahwa sekitar 54 perusahaan Korea berencana untuk ikut serta dalam pameran. DN Solutions juga memberikan presentasi singkat. Dari perspektif Anda, bagaimana Anda melihat pasar Korea?

Dari perspektif saya, pasar Korea memiliki dua sisi yang perlu dipertimbangkan. Meskipun jumlah pasti perusahaan manufaktur Korea bukanlah satu-satunya faktor penentu, penting untuk diingat bahwa kehadiran perusahaan dari wilayah lain, seperti Jepang, Cina, dan Taiwan, juga berkontribusi terhadap lanskap pasar ini. Di Korea, ada banyak perusahaan yang mapan dan berkompeten dalam berbagai domain teknologi. Reputasi mereka meluas ke tingkat internasional, sebagaimana terlihat dari meningkatnya ekspor dan posisi kuat mereka di pasar global.

Dari sisi pasokan, Korea muncul sebagai kontributor kuat di sektor mesin perkakas. Negara ini memiliki kehadiran yang kuat dalam menyediakan mesin-mesin canggih. Dari sisi permintaan, Korea sejalan dengan negara industri terkemuka lainnya seperti Eropa dan Jepang. Industri Korea, termasuk elektronik, manufaktur otomotif, pembuatan kapal, dan lainnya, secara kolektif mendorong ekonominya. Keseimbangan yang harmonis antara permintaan, produksi, dan pasokan mendukung pertumbuhan yang konsisten dan dinamis. Dinamika ini menjadikan Korea sebagai negara yang berkembang pesat, baik dari segi pasar maupun produksi industri. Oleh karena itu, negara ini menjadi tujuan yang menguntungkan bagi perusahaan-perusahaan di Jerman yang mencari peluang ekspor. Hubungan simbiosis antara industri Korea yang giat dan keahlian Jerman menciptakan kemitraan perdagangan yang saling menguntungkan.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi : VDW.

Share this post

Loading...