Dr. Hee-Choon Kwon adalah seorang pakar terkemuka dalam media digital dan teknologi drone. Sebelumnya, ia menjabat sebagai profesor di Departemen Media Digital di Suwon Women's College, di mana ia mengabdikan 15 tahun untuk mengajar dan melakukan penelitian. Ia meraih gelar Ph.D. dari Sungkyunkwan University (SKKU) dan berhasil membangun karier di dunia akademis sebelum beralih ke peran kepemimpinan.
Mencari tantangan baru, Dr. Kwon bergabung dengan Digital Convergence Agency (NGO) sebagai Wakil Presiden, di mana ia terus mendorong inovasi dalam transformasi digital. Selain aktivitas akademis dan profesionalnya, ia juga berkontribusi sebagai Profesor Tamu di National Police University dan dikenal luas sebagai penulis di bidang drone kepolisian, dengan lebih dari 20 buku yang telah diterbitkan.
Dr. Kwon sering berkolaborasi dengan rekan-rekan akademisi dalam pengembangan dan penerbitan manuskrip, memperluas penelitian di bidangnya. Ia juga memegang posisi kepemimpinan utama, menjabat sebagai Wakil Ketua NACSI dan Ketua KSCEA. Atas keahliannya, Dr. Kwon baru-baru ini diangkat sebagai Profesor di Departemen AI Drone di Caroline University, Amerika Serikat, memperkuat pengaruhnya dalam lanskap teknologi AI dan drone yang terus berkembang.
1. Bagaimana peran Anda sebagai Ketua NACSI mengubah perspektif Anda tentang teknologi drone?
Sebagai Ketua NACSI (National Association of Cognitive Science Industry), perspektif saya tentang teknologi drone telah berkembang dalam berbagai aspek. Saya melihat drone tidak hanya sebagai alat untuk pencitraan atau logistik tetapi juga sebagai bidang yang berkembang pesat dengan tantangan regulasi, pertimbangan etika, serta potensi inovatif di sektor pertanian, pengawasan, dan transportasi.
Peran ini memperdalam pemahaman saya tentang bagaimana drone meningkatkan pengumpulan data dan efisiensi operasional, sekaligus menimbulkan diskusi penting tentang privasi dan penggunaan yang bertanggung jawab. Saya telah melihat secara langsung betapa pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan industri untuk mengintegrasikan drone ke dalam ruang udara dengan aman. Berinteraksi dengan berbagai pemangku kepentingan juga telah membuka wawasan saya terhadap aplikasi inovatif yang sebelumnya tidak saya pertimbangkan, semakin menegaskan perlunya kebijakan yang mendukung pertumbuhan sektor ini secara bertanggung jawab.
Pandangan saya tentang drone juga berubah ketika saya mengeksplorasi hubungan antara ilmu kognitif dan teknologi. Salah satu aspek yang paling menarik adalah bagaimana prinsip ilmu kognitif dapat meningkatkan interaksi manusia dengan drone, membuat drone lebih intuitif untuk dioperasikan.
Pertimbangan etika menjadi fokus yang semakin besar bagi saya, terutama terkait privasi dan pengumpulan data. Seiring berkembangnya teknologi drone, memastikan penggunaannya secara bertanggung jawab menjadi krusial. Pada saat yang sama, AI dan pembelajaran mesin mendorong kemajuan besar dalam kapabilitas drone, mulai dari navigasi yang lebih cerdas hingga pengambilan keputusan otonom. Pemahaman tentang proses kognitif memainkan peran besar dalam menyempurnakan sistem AI ini.
Salah satu tantangan terbesar dalam mengembangkan drone otonom berbasis AI adalah persepsi dan navigasi. Drone mengandalkan sistem sensor canggih seperti LIDAR dan kamera, tetapi memastikan bahwa mereka dapat mendeteksi rintangan dan bernavigasi secara andal di lingkungan kompleks, seperti kota atau cuaca buruk, masih menjadi kendala besar. Pemrosesan data dalam jumlah besar secara real-time juga menjadi tantangan utama. Drone berbasis AI harus mengambil keputusan dalam hitungan detik, dan mengembangkan algoritma yang efisien untuk menangani ini tanpa keterlambatan bukanlah tugas yang mudah.
Selain itu, kepatuhan terhadap regulasi merupakan tantangan yang terus berlanjut. Seiring perkembangan hukum dan regulasi ruang udara, memastikan bahwa drone memenuhi standar keselamatan dan memperoleh sertifikasi yang diperlukan adalah proses yang kompleks. Masalah etika dan privasi juga tetap menjadi topik hangat, karena penerimaan publik terhadap teknologi drone sangat bergantung pada bagaimana kita menangani masalah ini.
Di luar tantangan teknis dan regulasi, ada juga masalah kepercayaan publik. Masyarakat perlu merasa yakin bahwa drone aman, andal, dan tidak melanggar privasi mereka. Membangun kepercayaan ini memerlukan komunikasi yang transparan dan edukasi tentang bagaimana teknologi ini bekerja serta bagaimana penggunaannya secara bertanggung jawab.
2. Bagaimana AI merevolusi kapabilitas drone modern?
AI telah sepenuhnya merevolusi kapabilitas drone modern, menjadikannya lebih cerdas, lebih otonom, dan sangat efisien. Dari navigasi hingga analisis data, AI mendorong inovasi di berbagai industri, membuka kemungkinan baru untuk aplikasi drone.
Salah satu kemajuan paling signifikan adalah dalam navigasi otonom. Sistem penghindaran rintangan berbasis AI memungkinkan drone mendeteksi dan bermanuver menghindari hambatan secara real-time, membuat penerbangan lebih aman dan andal. AI juga meningkatkan perencanaan rute, membantu drone menentukan jalur paling efisien berdasarkan kondisi cuaca, medan, dan tujuan misi tertentu.
Visi komputer adalah terobosan lainnya, memungkinkan drone mengenali dan mengklasifikasikan objek dengan presisi tinggi. Ini sangat berguna dalam bidang pengawasan, pertanian, dan misi pencarian dan penyelamatan. Sistem pelacakan berbasis AI juga memungkinkan drone mengikuti objek bergerak secara akurat, menjadikannya berguna untuk aplikasi seperti pemantauan satwa liar, keamanan, dan perekaman olahraga.
Di sektor logistik, drone berbasis AI semakin digunakan untuk pengiriman barang, terutama di daerah terpencil atau daerah dengan lalu lintas padat. Kemampuan drone untuk menavigasi dengan aman di lingkungan perkotaan yang kompleks sedang diuji oleh perusahaan seperti Amazon dan UPS.
Teknologi AI juga memungkinkan komunikasi antar-drone melalui kecerdasan kawanan, di mana beberapa drone bekerja sama untuk menyelesaikan tugas besar seperti pemantauan pertanian atau bantuan bencana. AI mengoptimalkan konektivitas, memastikan komunikasi yang stabil dan andal antara drone dan pusat kontrol.
3. Bagaimana drone mengubah industri seperti pertanian, logistik, dan pemantauan infrastruktur?
Drone telah mengubah berbagai industri dengan membuat operasi lebih efisien, hemat biaya, dan berbasis data. Dalam pertanian, drone berbasis AI merevolusi pertanian presisi dengan menggunakan pencitraan multispektral untuk memantau kesehatan tanaman, mendeteksi penyakit lebih awal, dan mengoptimalkan irigasi.
Dalam logistik, drone mengubah pengiriman jarak terakhir dengan melewati lalu lintas dan mencapai daerah terpencil dengan cepat. Perusahaan seperti Amazon, UPS, dan Zipline telah menguji pengiriman drone untuk pasokan medis dan e-commerce, secara signifikan mengurangi waktu pengiriman.
Untuk pemantauan infrastruktur, drone menyediakan inspeksi yang lebih aman dan efisien untuk area yang sulit dijangkau seperti jembatan, turbin angin, dan saluran listrik. Analisis gambar berbasis AI mendeteksi retakan dan kelemahan struktural lebih awal, mencegah kegagalan yang mahal dan meningkatkan perencanaan pemeliharaan.
4. Bagaimana Anda melihat peran drone dalam manajemen bencana dan tanggap darurat?
Drone menjadi alat penting dalam manajemen bencana, menawarkan kecepatan, efisiensi, dan fleksibilitas dalam upaya tanggap darurat. Kemampuannya untuk dengan cepat mengumpulkan data real-time, menavigasi medan sulit, dan membantu operasi penyelamatan jiwa menjadikannya sangat berharga dalam situasi krisis.
Di luar respons langsung, drone memainkan peran utama dalam pemetaan dan pemodelan daerah bencana. Mereka dapat menghasilkan peta 3D yang terperinci, membantu perencana tanggap darurat memahami perubahan medan, kerusakan struktural, dan potensi risiko.
Dengan kemajuan teknologi yang berkelanjutan, drone akan terus memainkan peran yang lebih besar dalam kesiapsiagaan, respons, dan pemulihan bencana, membantu menyelamatkan lebih banyak nyawa dan mengurangi dampak bencana di masa depan.
5. Bagaimana Anda melihat kontribusi drone dalam manajemen bencana dan respons darurat?
Drone menjadi alat yang sangat penting dalam manajemen bencana, menawarkan kecepatan, efisiensi, dan fleksibilitas dalam upaya respons darurat. Kemampuannya untuk dengan cepat mengumpulkan data real-time, menavigasi medan yang sulit, dan membantu operasi penyelamatan jiwa menjadikannya aset yang sangat berharga dalam situasi krisis.
Salah satu aplikasi paling krusial dari drone adalah surveilans dan penilaian kerusakan. Setelah terjadi bencana, drone dapat dengan cepat mensurvei daerah yang terkena dampak, menangkap citra udara, dan menyediakan data real-time. Hal ini membantu tim darurat menilai tingkat kehancuran, mengidentifikasi bahaya, dan menentukan di mana sumber daya paling dibutuhkan.
Drone juga mengubah cara operasi pencarian dan penyelamatan dilakukan. Dilengkapi dengan kamera pencitraan termal, drone dapat mendeteksi panas tubuh, sehingga lebih mudah menemukan orang yang hilang di bangunan yang runtuh, hutan lebat, atau daerah banjir—terutama dalam kondisi di mana metode pencarian tradisional terlalu berbahaya atau lambat.
Ketika akses ke daerah bencana terbatas karena infrastruktur yang rusak, drone dapat mengirimkan pasokan penting seperti makanan, air, bantuan medis, dan perangkat komunikasi. Kemampuannya untuk mencapai lokasi terpencil atau berbahaya memastikan bahwa sumber daya penting dapat dikirimkan kepada mereka yang membutuhkan tanpa penundaan.
Selain respons langsung, drone memainkan peran penting dalam pemetaan dan pemodelan daerah bencana. Mereka dapat menghasilkan peta 3D yang terperinci untuk membantu tim tanggap memahami perubahan medan, kerusakan struktural, dan risiko potensial, sehingga meningkatkan perencanaan dan koordinasi.
Dalam situasi di mana jaringan komunikasi terganggu, drone dapat bertindak sebagai relai komunikasi sementara, memulihkan konektivitas bagi tim darurat dan komunitas yang terdampak. Ini sangat penting dalam bencana berskala besar, di mana koordinasi yang cepat dapat menyelamatkan banyak nyawa.
Drone juga digunakan untuk memantau perubahan lingkungan, melacak perkembangan banjir, kebakaran hutan, dan ancaman lainnya yang terus berkembang. Dengan menyediakan pembaruan berkelanjutan, mereka membantu pihak berwenang mengambil keputusan yang lebih baik dan mengantisipasi risiko lebih lanjut. Selain itu, drone membantu dalam pengumpulan data, termasuk informasi tentang kualitas udara, tingkat radiasi, dan faktor lingkungan lainnya. Data ini sangat penting untuk menilai dampak jangka panjang dari bencana dan membimbing upaya pemulihan.
Bahkan sebelum bencana terjadi, drone berkontribusi dalam kesiapsiagaan melalui pelatihan dan simulasi. Tim tanggap darurat menggunakan drone untuk mensimulasikan skenario bencana, menyempurnakan strategi, dan meningkatkan efektivitas respons.
Dengan mengintegrasikan drone dalam manajemen bencana, tim darurat dapat merespons lebih cepat, beroperasi dengan lebih aman, dan pada akhirnya menyelamatkan lebih banyak nyawa. Seiring dengan terus berkembangnya teknologi, drone akan memainkan peran yang semakin besar dalam kesiapsiagaan, respons, dan pemulihan bencana.
Share this post