BRIN dan STEPI Korea Perkuat Kolaborasi Kebijakan Ekosistem Riset dan Inovasi Indonesia

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Science and Technology Policy Institute (STEPI) Korea kembali mempererat kemitraan strategis untuk memperkuat tata kelola ekosistem riset dan inovasi di Indonesia. Melalui K-Innovation Partnership Program (KIPP) 2025, kedua institusi menggelar rangkaian kegiatan bertajuk “Strengthening Indonesia’s Research and Innovation Ecosystem: Funding, Infrastructure, and Technology Foresight for Sustainable Growth” pada 8–12 September 2025 di Jakarta serta Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Deputi Bidang Kebijakan Riset dan Inovasi BRIN, Boediastoeti Ontowirjo, menegaskan bahwa kerja sama ini merupakan wujud nyata upaya memperkuat fondasi ekosistem riset dan inovasi nasional melalui kolaborasi dan pembelajaran dari pengalaman internasional.
“Program ini menjadi instrumen penting untuk menguatkan kebijakan riset dan inovasi Indonesia. Kami belajar dari Korea Selatan mengenai bagaimana membangun sistem pendanaan dan infrastruktur riset yang efektif, sekaligus mengantisipasi perkembangan teknologi di masa depan,” ujarnya.

Sejak dimulai pada 2014, kolaborasi BRIN–STEPI telah menghasilkan sejumlah rekomendasi strategis. Pada periode 2022–2025, hasil kerja sama meliputi penyusunan pedoman pendanaan riset dan inovasi, perancangan sistem informasi layanan infrastruktur riset, serta penyusunan roadmap implementasi kebijakan STI bilateral. Rekomendasi ini kini menjadi pijakan penting bagi arah kebijakan Indonesia hingga 2029.

Puncak kegiatan tahun ini adalah Dissemination Forum, yang memaparkan hasil akhir kolaborasi dan rekomendasi kebijakan yang siap ditindaklanjuti pemerintah. Beberapa tema utama yang diangkat mencakup penguatan tata kelola pendanaan riset, peningkatan kualitas infrastruktur penelitian, serta pemanfaatan technology foresight untuk menentukan arah riset jangka menengah hingga panjang.

Menurut Boediastoeti, technology foresight merupakan elemen kunci dalam ekosistem riset modern. “Dengan foresight, kita dapat mengantisipasi tren teknologi dan menyiapkan riset yang tidak hanya menjawab kebutuhan saat ini, tetapi juga mempersiapkan Indonesia menghadapi tantangan masa depan,” jelasnya.

Selain forum, program KIPP 2025 juga mencakup pelatihan dan lokakarya yang menghadirkan pemangku kepentingan dari BRIN, Bappenas, dan Kemendiktisaintek. Tujuannya adalah meningkatkan kapasitas SDM dalam merumuskan kebijakan berbasis data dan bukti ilmiah, sekaligus memperkuat sinergi antara pemerintah, akademisi, dan dunia industri.

Boediastoeti memberikan apresiasi atas kerja sama yang terjalin lebih dari satu dekade ini. “Kemitraan ini mencerminkan komitmen kedua negara dalam membangun inovasi berkelanjutan. Kami berharap kolaborasi ini memperkuat kapasitas kelembagaan sekaligus memberi dampak nyata bagi pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan di Indonesia,” tuturnya.

Rangkaian program juga meliputi kunjungan lapangan ke Pusat Riset Budidaya Laut BRIN di Kawasan Sains Kurnaen Sumadiharga, Lombok, serta dialog strategis dengan Universitas Mataram. Kegiatan ini bertujuan memperdalam pemahaman tentang hubungan antara kebijakan riset dan pengembangan potensi lokal.

Menutup rangkaian acara, BRIN menegaskan komitmen untuk menindaklanjuti rekomendasi kebijakan yang telah dirumuskan. “Hasil kajian ini bukan sekadar laporan, melainkan rujukan bagi langkah strategis BRIN dalam memperkuat ekosistem riset dan inovasi nasional,” pungkas Boediastoeti.

Kolaborasi BRIN–STEPI diharapkan menjadi model kerja sama internasional yang dapat direplikasi, sekaligus memperkuat posisi Indonesia di panggung global dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Share this post

Loading...