Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, memberi sinyal bahwa kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) akan terus berlanjut untuk tujuh sektor industri.
Pernyataan tersebut disampaikan Bahlil setelah menghadiri acara pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama di Kementerian ESDM, Jakarta, pada Kamis (16/1/2025). Bahlil menjelaskan bahwa dirinya dan timnya telah melakukan rapat khusus mengenai kebijakan HGBT.
Menurut Bahlil, pemberian harga gas sebesar US$ 6 per MMBTU kepada tujuh industri ini bertujuan untuk memberikan dampak positif terhadap peningkatan daya saing industri nasional. Dengan adanya kebijakan HGBT, biaya produksi pada tujuh industri tersebut dapat menjadi lebih efisien.
“HGBT itu sesungguhnya memiliki filosofi untuk meningkatkan nilai tambah. Gas digunakan sebagai bahan baku pengganti impor, dengan tujuan agar industri bisa lebih kompetitif,” kata Bahlil.
Dia juga memberikan sinyal bahwa tujuh sektor industri yang sebelumnya menikmati kebijakan HGBT akan terus merasakannya pada tahun 2025. Tujuh sektor industri tersebut meliputi industri pupuk, petrokimia, oleochemical, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet.
“Kalau dilihat dari tujuh sektor tersebut, rasanya hampir dipastikan kebijakan ini akan dilanjutkan,” ungkapnya.
Bahlil juga menyinggung kemungkinan perluasan sektor industri yang dapat menikmati kebijakan HGBT. Namun, dia menegaskan bahwa perlu ada kajian lebih lanjut untuk memastikan kebijakan ini tepat sasaran dan efektif dalam mendukung perekonomian nasional.
“Kami masih menghitung secara ekonomi terkait usulan tambahan sektor industri. Jangan sampai semuanya diberikan ke HGBT, tapi negara tidak memperoleh pendapatan,” tambah Bahlil.
Share this post